Review Jurnal
1.
Nama
Penulis : Andyarto Surjana
2.
Nama
Jurnal : Efektivitas Pengelolaan Kelas
3.
Latar
Belakang Masalah :
Sumber daya manusia Indonesia yang
berkualitas merupakan aset bangsa dan
negara dalam melaksanakan pembangunan nasional di berbagai sektor
dan dalam
menghadapi
tantangan kehidupan masyarakat dalam era globalisasi. Sumber daya manusia ini
tiada lain ditentukan oleh hasil produktivitas lembaga-lembaga penyelenggara
pendidikan, yang terdiri atasi jalur sekolah dan luar sekolah, dan secara
spesifik merupakan hasil proses belajar-mengajar di kelas.
Pendidikan jalur sekolah terdiri atas tiga jenjang yaitu pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi serta bersifat formal, karena
dilaksanakan secara berkesinambungan dan adanya saling keterkaitan dalam kurikulum
yang diajarkan. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi baru bisa diikuti apabila
jenjang sebelumnya telah selesai diikuti dan berhasil (St. Vembriarto,
dkk.,1994 : 48).
Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar
mengajar (PBM). Kualitas belajar siswa serta para lulusan banyak ditentukan
oleh keberhasilan pelaksanaan PBM tersebut atau dengan kata lain banyak
ditentukan oleh fungsi dan peran guru. Pada dewasa ini masih banyak
permasalahan yang berkaitan dengan PBM. Seringkali muncul berbagai keluhan atau
kritikan para siswa, orang tua siswa ataupun guru berkaitan dengan pelaksanaan
PBM tersebut.
Keluhan-keluhan itu sebenarnya tidak perlu terjadi atau
setidak-tidaknya dapat diminimalisasikan, apabila semua pihak dapat berperan,
terutama guru sebagai pengelola kelas dalam fungsi yang tepat. Sementara ini
pemahaman mengenai pengelolaan kelas nampaknya masih keliru. Seringkali
pengelolaan kelas dipahami sebagai pengaturan ruangan kelas yang berkaitan
dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar.
Padahal pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil
saja, yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana guru
merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Pengelolaan kelas
menurut penulis adalah upaya yang dilakukan guru
untuk
mengkondisikan kelas dengan mengoptimalisasikan berbagai sumber (potensi yang
ada pada diri guru, sarana dan lingkungan belajar di kelas) yang ditujukan agar
proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan tujuan
yang ingin dicapai.
Sejauh pengamatan penulis jarang sekali ada sekolah di Indonesia
yang melaksanakan pengelolaan kelas dengan tepat, meskipun Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) sudah memberikan dan mensosialisasikan
pengelolaan kelas yang seharusnya dilakukan. Depdiknas pernah melakukan
pelatihan bagi guru dan kepala sekolah mengenai pengelolaan kelas, namun
hasilnya belum terlihat secara nyata dalam pengelolaan kelas.
Dalam pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaitu
guru
dan
siswa. Guru sebagai pengelola, sebagai pemimpin mempunyai peranan yang
lebih
dominan dari siswa. Motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan guru
merupakan
komponen yang akan ikut menentukan sejauhmana keberhasilan guru
dalam
mengelola kelas.
4. Masalah/ Pertanyaan Penelitian :
a. Apakah ada hubungan
antara motivasi kerja guru dengan efektivitas pengelolaan kelas pada SMU
Kristen BPK PENABUR di Jakarta ?
b. Apakah ada hubungan
antara gaya kepemimpinan guru dengan efektivitas pengelolaan kelas pada SMU
Kristen BPK PENABUR di Jakarta ?
c. Apakah ada hubungan
antara motivasi kerja dan gaya kepemimpinan guru secara bersama-sama dengan
efektivitas pengelolaan kelas pada SMU Kristen BPK PENABUR di Jakarta ?
5. Hipotesis :
1. Ada hubungan positif antara motivasi kerja guru dengan
efektivitas pengelolaan kelas.
2. Ada hubungan antara gaya
kepemimpinan guru dengan.
3. Ada hubungan positif antara motivasi kerja dan gaya kepemimpinan
secara bersama-sama dengan efektivitas pengelolaan kelas.
6. Metode Penelitian :
1.
Metode
penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif korelasional.
2.
Populasi
Dan Sampel
7. Hasil Penelitian :
Hasil
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
kerja dan efektivitas pengelolaan kelas SMU Kristen BPK PENABUR di Jakarta.
Angka koefisien korelasi ini selain bermakna bahwa hipotesis penelitian dapat
diterima, namun sekaligus menjelaskan bahwa 37,70% efektivitas pengelolaan
kelas SMU Kristen BPK PENABUR di Jakarta ditentukan oleh faktor motivasi kerja.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja guru,
semakin efektif pula pengelolaan kelas SMU Kristen BPK PENABUR di Jakarta.
Dorongan ini muncul dikarenakan adanya kebutuhan, dan peneliti sependapat
dengan kebutuhan dan tingkatan kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham H.
Maslow, David Mc. Clelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi, faktor internal
ataupun faktor ekternal.
Dengan
kontribusi faktor motivasi kerja guru sebesar 37,70 % bagi efektivitas
pengelolaan kelas, yang berarti bahwa kontribusi tersebut berada pada taraf
sedangsedang saja. Pada kontribusi faktor motivasi kerja ini seharusnya cukup
tinggi mengingat adanya kebutuhan internal bagi guru. Namun demikian perlu
menjadi perhatian mengapa kontribusinya hanya sedang-sedang saja.
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan guru dan efektivitas pengelolaan kelas SMU Kristen BPK PENABUR di
Jakarta. Angka koefisien korelasi ini selain bermakna bahwa hipotesis
penelitian dapat diterima, namun sekaligus menjelaskan bahwa 43,10 %
efektivitas pengelolaan kelas SMU Kristen BPK PENABUR di Jakarta ditentukan
oleh faktor gaya kepemimpinan guru. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi gaya kepemimpinan guru, semakin efektif pula pengelolaan kelas
SMU Kristen BPK PENABUR di Jakarta.
Kontribusi
yang sedang-sedang saja yaitu hanya sebesar 42,10 %, menunjukkan bahwa adanya
hal-hal yang berkaitan dengan faktor motivasi kerja dan gaya kepemimpinan guru
yang perlu diteliti lebih lanjut yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan
kelas yang maksimal.
Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama faktor motivasi kerja
dan gaya kepemimpinan guru memberikan kontribusi sebesar 42,80 % bagi
efektivitas pengelolaan kelas, yang juga berada pada taraf sedang. Dengan
demikian perlu dicermati bahwa ada hal-hal yang perlu diupayakan agar
pengelolaan kelas dapat mempunyai tingkat efektivitas yang tinggi. Artinya
faktor motivasi kerja guru yang pertama-tama perlu ditingkatkan, kemudian
pemanfaatan gaya kepemimpinan guru yang variatif juga perlu ditingkatkan,
ataukah ada faktor-faktor lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar